Prolog:
Tulisan ini sebenernya notes fb yang sudah saya tulis sejak Agustus
2014 tapi saya edit sedikit untuk di posting disini, dan berhubung
sekarang banyak teman yang bertanya masalah CPNS tapi tidak berteman dengan saya di fb,
jadi saya share di sini, biar bisa diakses dan mendapatkan informasi
(yang saya alami dan ketahui) secara lengkap. Karena kadang, jika saya jawab
via chat suka ada yang lupa yang mana yang belum dikasih tahu ke teman-teman.
Disclaimer juga, ini saya tulis berdasarkan pengalaman yang saya alami di tahun 2013, jadi sangat mungkin ada banyak perubahan dalam rekrutmen CPNS tahun ini.
Jadi, selamat membaca, semoga bermanfaat.
-Start-
Assalamualaikum
Teman-teman apa kabar? Semoga sehat selalu ya. Sudah lama sekali ga
ng-note di FB, dan kali ini pengen cerita ttg pengalaman ng-CPNS jalur
umum 2013.
Kisah berawal dari keluarnya SKL (Surat Keterangan Lulus) di awal Bulan
Juli 2013, artinya berstatus bukan mahasiswa lagi. Setelah
lulus kuliah ini pun ngalamin yang namanya ga ngerti mau ngapain dan gimana
setelah episode kuliah ini berakhir, yang mungkin dialami
juga sama sebagian teman-teman.
Sempat menganggur dalam arti beneran ga ngapa-ngapain, cuma diem aja di
rumah, sampai akhir Bulan Agustus (kalo ga salah) balik lagi ke kosan
karena udah bosen banget di rumah. Nah, sambil nunggu wisuda di Bulan
September, sempet ikutan tes PCPM BI, juga ikut job fair tapi ga pernah
dateng interview sama tes lanjutannya, ya tapi senang aja bisa pergi-pergi sm
teman-teman, daripada diem aja di rumah.
Tidak lama kemudian, ternyata mulai di buka pendaftaran CPNS di
banyak lembaga (lupa ada berapa yg buka pokonya banyaaak bangeeeet) dan
ngirim-ngirim lah ke 12 lembaga dan pada akhirnya daftar-daftaran pun beres di akhir Bulan September.
Kenapa ga daftar dari Tasik aja?
Ya karena memang akses di Tasik tidak semudah di Bogor, banyak
teman, dan karena waktu itu masukin lamaran di 12 lembaga yang
persyaratannya macem-macem dan lumayan ribet, jadi kalo ada kurang-kurang dan
berkaitan sama kampus, kan jadi gampang, tinggal ke kampus aja.
Oya 12 instansi yang aku lamar ini ada beberapa yg cukup daftar via
online, jadi cukup upload scan dokumen yg diminta, tapi ada beberapa
yang minta berkasnya di kirim. Memang agak gimana gitu untuk daftar ke
lembaga yang kirim-kirim berkas, ya karena rempong harus ini itu, terus harus
dikirim via pos pake paket kilat yang biaya kirim nya juga lumayan, namanya juga pengangguran, seret hha tapi
yaudah lah yah, berkorban karena memang worth it.
Kenapa bisa daftar di lebih dari 1 lembaga?
Nah ini dia keuntungan di rekrutmen CPNS taun 2013 ini, karena sistem
TKD (Tes Kompetensi Dasar) menggunakan CAT (Computer Assisted Test)
yaitu tes yang menggunakan komputer dengan soal yang di acak per
orangnya. Jadi dalam 1 ruangan, kecil sekali kemungkinan ada beberapa
peserta yang mendapatkan soal yang sama, sehingga meminimalisir
kecurangan bocornya soal dan contek mencontek. Selain itu, skor yang
kita dapat pada tes tersebut dapat dilihat langsung setelah tes selesai,
hasil perengkingan di tiap ruangan pun (beserta nilai peserta lain)
dapat langsung diketahui setelah keluar ruangan tes (ada yg ditempel di
pengumuman, atau ditampilkan di layar) canggih kan yah.
Nah, berdasarkan analisis saya (CMIIW), karena sumber daya yg
dimiliki untuk menggunakan CAT ini masih terbatas, baik itu admin, unit
komputer/leptop dsb, jadi tes CPNS tidak dapat diselenggarakan secara
serentak seperti tes menggunakan LJK (Lembar Jawaban Komputer), sehingga
ada beberapa lembaga yang TKD nya di BKN jadi ganti-gantian gitu, tapi ada juga
sih yang di kantor masing-masing, dan berkat itu, jadi bisa daftar banyak.
Namun, untuk beberapa lembaga seperti beberapa Pemda dan Kemendikbud memang masih menggunakan LJK untuk tes CPNS nya.
Untuk tahapan tes ada 3 ya
1. Seleksi berkas
2. TKD
3. TKB
1. Seleksi berkas
Udah jelas lah yaaa, tinggal isi-isi, upload-upload, dan
kirim-kirim. Jangan lupa harus detail, misal yg tanda tangan legalisir ijazah itu
harus rektor/dekan/wakil dekan bidang akademik, berarti legalisir ijazah
yg ditandatangani wakil rektor bidang administrasi tidak dapat
digunakan untuk daftar, pokonya hal-hal seperti ini hrus diperhatikan
banget.
Selain itu, harus diperhatikan juga detail-detail sekecil apapun, misal,
foto, materai, amplop, warna map dsb jangan sampai ga masuk gara-gara hal
yang sebenarnya bisa kita minimalisir banget kesalahannya.
Secara umum, berkas yang diminta yaitu, ijazah, transkrip, kartu kuning, SKCK, surat sehat, lamaran, dll.
Dari 12 yg dikirim, lolos seleksi berkas di 8 lembaga, nanti
disebutin satu-satu, tapi yang ga lolos nya udah lupa (baca: dilupain). Nah,
karena lolos seleksi berkas di 8 lembaga ini, jadi sempat merasakan
kekhawatiran apabila nanti masuk di beberapa lembaga (optimis ceritanya), takut ada pinalti karena daftar banyak dsb. Tapi yang dipikirkan
saat itu, “kalo keterima di banyak lembaga mah gampang tinggal milih,
yang susah mah kalo ga keterima di semua lembaga, itu baru pusing.” Jadi yasudahlah dijalanin aja dulu.
2. TKD
Tadi udah disinggung dikit, yaitu menggunakan CAT. Ada 100
soal, 35 TWK (Tes Wawasan Kebangsaan), 30 TIU (Tes Intelegensi Umum) dan
35 soal TKP (Tes Karakter Pribadi) dikerjakan dalam 90 menit. Untuk
penilaian TWK dan TIU, jawaban benar +5, salah/tidak diisi 0. Untuk TKP
ada nilai di masing-masing pilihannya antara 1-5. Jadi nilai maksimalnya 500
dan minimal 35.
Soal TWK sendiri meliputi sejarah Indonesia, mulai dari manusia purba,
jaman penjajahan, kemerdekaan, sampai Pancasila, tata negara, UUD 45 dan
UU.
Tips: Baca-baca dan apalin sejarah dan Undang Undang Dasar.
Sedangkn soal TIU itu macam sinonim antonim gitu, trus kaya soal
psikotes yang perbandingan kata, Bahasa Indonesia, matematika, dan
pernah dapet soal fisika -_______-
Tips: Buka-buka lagi buku-buku pelajaran masa lalu, akupun belajar dari buku-buku De Gita XD
Untuk TKP soalnya menanyakan mengenai kepribadian kita
Tips: Pilih aja jawaban yang baik-baik, maksudnya pilih yang sesuai kepribadian kita (kayaknya XD)
Catatan: TKD di semua lembaga sama, baik tipe soal, waktu, maupun
penilaian, kecuali TKD yang menggunakan LJK seperti Kemendikbud.
Untuk passing grade TKD menggunakan CAT adalah sbb:
TWK nilai minimalnya 70, TIU 75, dan TKP 105,
Untuk TKD menggunakan LJK jumlah soalnya ada 120 dikerjakan dalam
waktu 120 menit, rincian jumlah soal dan passing grade nya yaitu TWK 40
soal dengan nilai minimal 64, TIU 35 soal dengan nilai minimal 70, TKP
45 soal dengan nilai minimal 108
Dari 8 yg lolos berkas, aku cuma ikut TKD di 7 lembaga, di KKP
(Kementrian Kelautan dan Perikanan) ga ikut karena alasan tertentu, dan
dari 7 TKD yg diikutin Alhamdulillah semuanya lolos ke TKB.
3. TKB
Di tiap lembaga beda2, sepenuhnya diserahkan kepada lembaga
yang merekrut CPNS, berikut pengalaman mengikuti TKB di beberapa
lembaga:
A. Kemenkeu (Kementrian Keuangan)
Sepengetahuan aku, di Kemenkeu ini termasuk lembaga yang TKB nya
banyaaaaak. Pertama psikotes, terus tes kesehatan, tes kebugaran, dan
wawancara user (kalo ga salah berarti bener hhe)
Karena cuma lolos sampe psikotes, jadi cuma bisa cerita agak detail
yang tes psikotes aja. Waktu itu psikotesnya barengan se-Indonesia, karena
rekrutmen ada juga yg di luar Jakarta. Psikotes ini mengharuskan
peserta mengisi 10 lembar LJK yang 1 LJK nya aja ada yg soalnya ratusan, terus hitung koran, gambar-gambar, dan isian-isian esay lainnya. Alhasil
waktu itu dari jam 8 sampe jam 4 stay di STAN buat tes ini.
Lalu setelah psikotes, kata temen aku sih ya, tes kesehatan. Tes
kesehatan ini ga seketat kaya medical check up di bank atau BUMN, tes kesehatan di sini tensi darah sama pemeriksaan dini lainnya kaya kita diperiksa di Puskesmas gitu deh (katanya, soalnya ga ngalamin). Lanjut tes kebugaran, lari selama 12 menit,
dan terakhir diwawancara sama pegawai/pejabat Kemenkeunya langsung.
B. BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan)
TKB nya di Rawamangun, diawali dengan psikotes, tidak sebanyak Kemenkeu, tapi
modelnya masih sama, ngisi-ngisi, ngitung-ngitung, gambar-gambar. Kalau tidak salah, dari jam 8 sampe
sebelum duhur juga sudah selesai. TKB selanjutnya wawancara psikolog, yang
ditanya tentang kepribadian kita, komitmen, pengendalian emosi,
pengalaman, ya wawancara psikolog pada umumnya. Durasi wawancaranya
harusnya 40 menit, tapi waktu itu aku 20 menit sudah udah selesai.
C. BPPT (Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi)
TKB pertamanya di BPPT Kemenristek Thamrin Jakarta, tes nya psikotes
gambar-gambar, lalu TKB selanjutnya di Puspitek Serpong Tangerang, tes nya tertulis, jawab pertanyaan-pertanyaan tentang kepribadian, waktunya sekitar 40 menit, apa
nama psikotesnya yah, lupa. Pokoknya ada soal di layar, lalu harus
dijawab spontan dan cepat, karena ganti soalnya juga cepat.
Tes selanjutnya masih di Serpong, wawancara user, waktu itu langsung
diwawancara oleh 5 pejabat BPPT nya, di sini ditanya ekonomi-ekonomi, skripsi,
komitmen, dan pengalaman. Meskipun yang mewawancarai ada 5 orang, tapi
asik, bapak-bapaknya juga baik-baik dan malah ketawa-ketawa (maksudnya ngetawain aku
gara-gara jawaban akunya aneh-aneh hahaha).
D. Kemdikbud (Kementrian Pendididikan dan Kebudayaan)
TKB Kemdikbud ini pakai LJK lagi, tempat tes nya waktu itu di P4TK IPA Bandung karena memang milih
penempatan disitu, dan karena waktu itu formasinya untuk ilmu ekonomi
dan akuntansi, jadi pertanyaan TKB nya cenderung tentang ekonomi
secara umum, soal-soal makro mikro dan manajemen yang keluar, tapi malah
akuntansi tidak ada sama sekali, lumayan lah dapet keuntungan kan jadinya,
seenggaknya waktu secara masih freshgraduate, jadi meskipun ga belajar masih ada pengetahuan makro mikro yang masih
nyangkut.
E. Kemenparekraf (Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif)
TKB di Kemenparekraf ini saingannya sedikit, jika di lembaga lain
formasi 1 atau 2 orang bisa direbutin sama belasan bahkan puluhan orang
karena siapapun dan berapapun jumlah nilainya asal bisa lolos ambang
batas passing grade TKD, maka bisa ikut TKB, akan tetapi di Kemenparekraf ini
menggunakan sistem kuota, dengan perbandingannya 1:3, artinya jika
formasinya 1, berarti yg ikut TKB nya ada 3 orang, pemilihan 3 orang ini
berdasarkan pada 3 teratas rengking nilai TKD peserta yang melamar di
formasi tsb. Bukan di Kemenparekraf saja, ada juga lembaga lain yang
menggunakan sistem kuota seperti ini, tp dimana-dimana nya mah ga apal, maaf
yah.
Untuk TKB nya sendiri menggunakan teknik wawancara yang dilakukan
oleh 3 pewawancara, yaitu: psikolog, peneliti dari Kemenparekraf, dan pejabat sebagai user
(calon atasan).
Untuk wawancara psikolog mah yaa begitu lah, ditanya kekurangan
kelebihan, komitmen.Wawancara selesai dalam waktu tidak lebih dari
10 menit. Next, diwawancara oleh Bapak peneliti di Kemenparekraf, secara
bapak ini peneliti ya ditanya tentang wawasan ekonomi, pariwisata, cara berpikir
yang sistematis, dsb. Durasi wawancara kurang lebih 30 menit. Untuk Bapak yang
terakhir ini, yg mewawancara Bapak Irjen (inspektorat jendral) langsung, karena memang posisi yang dilamar waktu itu di Inspektorat,
daaaan karena memang pekerjaan di Inspektorat itu mengaudit dan erat
kaitannya dengan akuntansi maka ditanya-tanya lah tentang akuntansi yg cuma
belajar 3 SKS di semester 3, itu juga udah lupa dan ga belajar dulu sebelum
diwawancara, saya tidak tahu akan ditanya-tanya tentang akuntansi. Yaaa tapi ada lah jawaban yg
benar sedikit-sedikit tapi kebanyakan yang tidak bisa nya sih. Lalu diuji cara
berpikir sistemasis, ditanya tentang Kemenparekrafnya juga. Ini pengalaman
wawancara yg paling melelahkan, karena dalam waktu 2 hari menunggu
giliran wawancara, saya kebagian hari kedua jam 8 malem di Gedung Sapta Pesona yang dekat Monas itu pun. Saya aja cape, apalagi panitianya,
acung jempol banget. Karena semuanya harus diwawancara dan harus selesai
terakhir hari itu juga jadi udah malem pun lanjuut terus, setelah saya
saja masih ada sekitar 5 orang lagi loh itu. Nah, karena formasi yg aku
pilih cuma untuk 1 orang saja, jadi peserta TKB nya hanya 3 orang, bukan berarti Bapak user hanya mewawancara 3 orang ini sampai larut malam gitu, tapi ada juga
formasi lain yang harus diwawancara oleh Bapak juga karena ya memang melamarnya formasi di Inspektorat, intinya yang diwawancara banyak dan 1 orang nya
lama. Ada yg 1 jam, 1.5 jam, ada pula yg 2 jam. Keren lah Bapak yg satu ini. Salut
Nah sisanya, Kemen PU (Pekerjaan Umum) dan Kemenkop UKM (Kementrian
Koperasi dan UKM) ga ikut TKB nya karena satu dan lain hal. Lumayan bisa ngurangin saingan orang lain hhe
Alhasil, dari ke 5 TKB tsb, yang tidak lolos, yaitu Kemenkeu dan BPPT.
Alhamdulillah lolos yang di BPKP, Kemenparekraf, dan Kemdikbud.
Paling sedih pas harus tanda tangan surat pengunduran diri,
Alhamdulillah banget Allah ngasih kepercayaan anak bau kencur baru lulus
dan ga ngerti apa-apa tentang dunia kerja ini buat lolos di 3 lembaga, dan ya
gitu, life is all about choices.
Dan pada akhirnya,
Sekarang saya sudah memantapkan hati pada BPKP, meskipun tidak familiar banget sama lembaga ini, tapi lembaga ini beda loh sama BPK apalagi KPK
(karena tetangga ada yang dengernya saya sekarang kerja di KPK -____-) , tapi
semoga bisa berkembang dan berkontribusi dengan baik dan benar disini.
Nah, masalah double kelulusan, ternyata begini, sebelum kita
melakukan pemberkasan, it's oke kalau kita mau mengundurkan diri, karena
panitianya sendiri sudah antisipasi siapin peserta cadangan buat
gantiin, jadi sama panitianya itu diminta membuat surat pengunduran diri di tanda tangan diatas materai 6000. Artinya kita ga usah bayar pinalti yg berpuluh-puluh
juta itu selama kita belum pemberkasan di lembaga itu. Nah, beda cerita
kalo sudah pemberkasan, ya karena sudah tanda tangan kontrak, dan harus take
konsekuensinya, yaitu bayar denda, kalau mau mengundurkan diri ya
bayarlah, meskipun itu ijazah baru nginep 1 hari di kantor tsb, tetap harus
bayar denda, dan nanti uangnya masuk ke kas negara.
Ada lagi ceritanya temen di kantor yg diterima di Pemda DKI juga.
Nah, dia pengen ambil yang Pemda DKI, karena pemberkasan di BPKP sudah lama
(1 bulan yang lalu) otomatis berkas sudah di BKN dan sedang diproses NIP
nya, yang artinya dia kalaupun ambil ijazah yang sudah di BKN, dan melakukan
pemberkasan di Pemda DKI, ada konsekuensi terburuk double NIP dan malah
digugurkan. Akhirnya dia tidak jadi ambil Pemda DKI.
Artinya adalah, pengunduran diri dengan berkas yg sudah diserahkan
ke kantor masih bisa dilakukan selama berkas belum diproses oleh BKN,
kalau sudah diproses BKN mah ya mau gimana lagi. Hhuhu CMIIW yaaa teman-teman.
Sekian cerita perjalanan dan sharing pengalaman ng-CPNS 2013. Saya
yakin masih banyak teman-teman lain yang perjuangannya lebih banyak dan berat
dari saya, untuk yang sudah masuk Alhamdulillah, untuk yang belum terus
berusaha dan berdoa ya, sampai pada waktunya nanti tercapai cita-cita.
Semoga tulisan panjang yang tidak sistematis dan berbahasa aneh ini
bermanfaat untuk teman-teman yang mau daftar CPNS yang akan datang, katanya
April atau Juli 2014 yah? (CMIIW) sepertinya akan ada banyak perbaikan
dalam sistem rekrutmen CPNS yang akan datang, sehingga berimbas pada
perubahan aturan dan berbeda dengan aturan di 2013, jadi nanti kita
sharing2 aja ya, kalau ada yang mau ditanyain silahkan komen, kalau aku
tau nanti dijawab.
Sekian, mohon maaf kalau ada salah-salah kata.
Wassalam…
Gina ^^